Me the Author

Me the Author
My Collection

Khamis, 15 Oktober 2009

Masa

Jika cinta....
harus menertawakan kesedihan
maka dia....
hanya sebagai rajawali
yang hilang sayapnya

Jika hati....
tak berikan reaksi pada hari
maka dia...
hanya sebagai gumpalan daging
yanghilang perannya

Jika hari...
datang tanpa adab dan harapan
maka dia....
hanya sebagai ruang dan waktu
yang merugikan insani

Jika hidup....
telah terbuai pragmatika
maka dia...
hanya akan...
melawan dan menghancurkan...
hidup dan kehidupan itu sendiri

Yang Terjadi Biarlah Terjadi

Yah....begitulah...
alam selalu berbicara kalem
tapi ada waktunya...
alam berteriak keras dan lantang

Mengapa?

Untuk....
memfungsikan kembali telinga kita
membuka mata....
dan menghentikan sepak terjang kita
yang melewati batas

Yah....begitulah...
semuanya...adalah....
hasil dari tangan-tangan kita
sebagaimana....
Allah firmankan dalam Al Qur'an

Nyawa......

Berhasilkah hati....
saat dimana senja sedang sendu
menantang pagi
dan dalam perdebatan

Berjejalan ide...
merambah kedalam langkah
jadi.....
bercengkerama
dengan liarnya pikiran

Maksud hati...
memang untuk menjadi baik
tapi nafsu...
selalu mengotori mata

Sekarang...bagaimana?
berjalan....
dengan nyawa....
yang terputus-putus
CERPEN PELAMIN ANGANKU TELAH MUSNAH....

Hujan turun dengan lebatnya justeru itu juga menandakan berakhirnya pesta majlis perkawinan antara Alia dan Jefry. Kebanyakkan tetamu semuanya sudah pulang.

Ramai saudara mara Jefry yang menyertai langkah mereka kekamar pengantin pada malam itu, sambil tersenyum dan berbisik sesama sendiri seolah olah mengusik kedua pengantin baru tersebut. Tetapi tidak demikian dengan expresi wajah Alia. Alia nampak tegang, gugup bahkan kelihatan sedikit ketakutan berbanding dengan Jefry yang kelihatan tenang sahaja.

Perkahwinan ini bukanlah kehendak hati Alia dan Jefry. Bahkan sebelum ini sebenarnya mereka tidak pernah bersua muka apalagi berkenalan antara satu sama lain. Ia adalah keinginan kedua orang tua mereka masing masing. Bagi mereka berdua, sebagai anak kepada seorang ahli korporat yang terkenal dikalangan masyarakat Singapura seperti keluarga mereka itu, mereka berdua tidak mampu menolak keinginan kedua orang tua masing masing demi maruah keluarga.

Tetapi bukan sebab perkahwinan itu sebenarnya yang menggelisahkan hati Alia, bukan juga karena keperibadian Jefry, yang dilihatnya sangat kacak, tenang, ramah, lembut, bahkan teramat lembut, tetapi sebaliknya Alia amat takut dan bimbang dengan keadaan dirinya sendiri. Ada rahsia yang tersembunyi disebalik raut wajahnya yang ayu itu. " Maklumlah, baru pertama kali..." Ibu Alia berusaha menenangkannya sepanjang siang tadi, namun tidak berhasil, Alia tetap juga berwajah sugul.


Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 tengah malam. Suasana diluar yang tadinya kedengaran begitu riuh rendah sekali dengan suara saudara mara Jefry, tiba tiba bertukar menjadi senyap dan sunyi. Barangkali mereka semua sudah tidur, fikir Jefry. Di kamar, pengantin nampaknya kekok, kaku dan begitu sepi sekali. Tiada komunikasi antara keduanya.

Jefry kelihatan sangat tenang sekali, tetapi sebaliknya Alia terus menerus kelihatan gelisah, masih terbayang lagi dibenak fikirannya akan pengalaman buruknya yang telah merenggut kegadisannya! hal itulah yg terus membelenggu fikirannya, dia tidak berkesempatan menceritakan hal yang sebenarnya kepada Jefry, lagi pun Alia merasa takut.

Memang tragedi itu bukan kehendaknya, dia menghadiri satu pesta ulangtahun kawan baiknya, Sally. Kamal, kawan sekerjanya, lelaki yang di anggapnya paling baik ternyata adalah lelaki yang paling buas. Kamal telah memberinya ubat tidur ketika dia mengadu sakit kepala hingga secara tidak sedar Alia telah menyerahkan kegadisannya kepada lelaki keparat itu yang sehingga kini hilang entah kemana. Sejak peristiwa itu Alia jadi takut, bingung, sedih dan macam macam lagi perasaan yang menghantui dirinya.

Tiba tiba lamunan Alia terhenti. "Abang lihat sejak dari tadi Lia termenung, kelihatan gelisah saja. Macam ada sesuatu yang Lia fikirkan dan sembunyikan dari Abang," tenang Jefry bertanya memulakan bicara pada malam yang indah itu. Apa... Lia tak suka Abang?" soal Jefry lagi. "Bukan, bukan itu, sama sekali bukan." Alia masih cuba menyembunyikan lagi perasaannya. "Cuma Lia belum biasa dengan Abang," balas Alia lagi.

Mereka memang belum pernah kenal antara satu sama lain, kerana sudah bertahun tahun lamanya Jefry menetap di Amerika. Cerita tentang Jefry hanya sedikit sahaja yang Alia tahu, itu pun Ibunya yang memberitahunya. Kata Ibu Alia, Jefry baik orangnya, kaya raya dan berpangkat.
Hal itulah yang membuat Alia bertambah takut, was was dan cemas sekali.

"Alia! Lia tahu tak yang abang sudah biasa hidup di negeri yg sangat bebas pergaulannya antara lelaki dan perempuan, bersikap terbuka, tak perlulah Lia malu malu lagi dengan Abang. Abang tahu pernikahan kita ini adalah pilihan orang tua kita, itu sudah pasti, tapi budaya kita, menghendaki Abang untuk menghormatinya dan sanggup mengambil risiko dari sebarang keputusan yang Abang buat" Jelas Jefry dengan panjang lebar.

"Lia tahu, tapi tidak mudah bagi Lia untuk memahami Abang dalam waktu yang sesingkat ini. Bagilah Lia sedikit masa lagi" jawab Alia dengan lembut. "Apakah Abang kurang menarik untukmu?" "Bukan itu masalahnya, Lia sudahpun menerima Abang, sejak kita diijabkabul siang tadi, cuma...." "Cuma apa? masalah kegadisan?" Tersentak Alia mendengar pertanyaan yang terpacul keluar dari mulut suaminya itu.

Ini membuatnya bertambah tambah gelisah, malu, takut dan macam macam lagi perasaan yang datang ketika itu. Dadanya juga semakin berdebar. "Jangan bimbang, Abang sudah biasa hidup di Amerika, hal itu bukanlah menjadi hal utama dan terpenting bagi seoarng gadis.."

Nyaris saja Alia tersedak karena terkejut mendengar kata kata Jefry itu. Bagaimana Jefry boleh meneka dengan cepat dan tepat sekali. Hairan Alia memikirkannya. Alia terdiam seketika.

Jefry meneruskan kata katanya, "Tentu Lia terperanjat bukan! macamana Abang boleh tahu tentang kejadian itu. Kamal, lelaki yang telah memperkosamu itu adalah kawan baik Abang semasa kami sama sama belajar di Amerika dulu." secara tidak sengaja Jefry menceritakan tentang perkara itu, tetapi tiba tiba dia menyesal sekali. "Ah....... kenapa begitu lancang sekali mulut aku pada malam bersejarah ini." Jefry berkata dalam hati.

Hancur hati Alia disaat itu, rahsia yang bertahun tahun disembunyikannya telah terbongkar oleh suaminya sendiri. Alangkah sedihnya Alia. Tiba tiba air matanya mengalir deras membasahi pipinya yang gebu itu.

"Lia, setiap orang mempunyai rahsia masing masing, setiap orang ingin dipandang suci, bersih, baik tapi itu semua tidak mungkin dapat mengubah kenyataan hidupnya, demikian juga dengan Abang..." terputus disitu sahaja cerita Jefry.

Dengan penuh keraguan Alia menatap wajah Jefry. "Kenapa dengan Abang? sudah ada isteri? sudah ada anak? atau..... ada gadis lain yang Abang cintai?" tanya Alia bersungguh sungguh.

Jefry menghela nafas panjang, " Lebih parah dari itu..., Abang sama saja seperti Alia, badan dan tubuh Abang saja nampak lelaki, tapi sebenarnya jiwa Abang, jiwa Abang ....." "Kenapa dengan jiwa Abang, kenapa bang, kenapa...? soal Alia lagi bertalu talu. "Abang "GAY", Abang "GAY" Alia." Masyallah! tiba tiba sahaja dunia terasa gelap. Badan Alia bertukar menjadi begitu lesu sekali, Betulkah apa yang aku dengar ini, bisik Alia sendirian. Betul ke apa yang dikatakan oleh suamiku itu?

Alia tergamam.... Jefry yang tampan itu seorang Gay? Gay!Gay!.... berulangkali Alia menyebut kata-kata itu. Suasana hening seketika, masing masing berbicara dengan fikiran masing masing. Alia merasa amat kecewa sekali, lelaki yang diharapkan dapat membahagiakannya rupa rupanya seorang Gay.

Malam pertama yang seharusnya indah bagi sepasang pengantin yang 'normal' ternyata hanya bertukar menjadi kepedihan, kesedihan, kepiluan bagi Alia, bukan sahaja suaminya tahu tentang rahsianya, tapi lebih buruk lagi, dia menikahi seorang Gay?!
Patutlah Jefry nampak tenang sahaja, sejak siang tadi tanpa sebarang reaksi, tidak resah juga tidak bahagia, rupa rupanya ternyata dia seorang Gay.

Alia menyalahkan dirinya sendiri, itulah, bila niat untuk berkahwin tidak berasal dari hati nurani sendiri, calon suami atau isteri belum kita ketahui betul betul, hal hal buruk seperti ini memang mudah terjadi. Yang tinggal adalah satu penyesalan dan tangisan yang tiada hentinya.

"Abang, kalau Abang sudah tahu yang Abang ini seorang Gay, kenapa Abang bersedia untuk mengahwini Lia?" dalam tangisan Alia bertanya. Kenapa Abang tergamak melakukan ini semua. Kenapa???" tangisan Alia semakin kuat.

Dengan rasa bersalah Jefry menjawab,"Abang hanya menurut kehendak mak ayah Abang! Abang sangat sayang pada keduanya...."

"Sekarang bagaimana? tak kan kita hendak terus hidup berpura pura begini semata mata hendak menjaga hati orang tua kita?" "Entahlah, Abang pun tak tahu. Tapi Abang rasa elok kalau Lia ikut Abang balik ke Amerika, disana kita boleh fikirkan tentang masalah kita ini, lagipun bukankah menurut hukum islam, Lia sudah sah menjadi isteri Abang? Mungkin kita tidak menikah secara fizik, secara badani atau pun emosi, tapi ada hukum yang telah mengikat kita berdua. Abang tidak ingin melihat kedua dua orang tua kita kecewa disebabkan keputusan yang kita ambil... Kita harus bijak Lia."

Keadaan kembali sunyi. Kamar pengantin yang dihiasi indah sudah tidak bermakna lagi buat Alia. Alia sudah kecewa dan dia tidak pasti lagi apakah esok masih ada!!! Pelamin anganku telah musnah sama sekali........

SUATU PENYESALAN.....

Suasana didalam bilik bersalin begitu sunyi sekali. Yang kedengaran hanyalah suara rintihan Rohani menahan kesakitan hendak melahirkan. "Subhanallah....sakitnya...isk...isk...isk...isk... aduuh....Bang sakit nya tak tahan saya" keluh Rohani pada suaminya Zamri yang ketika itu ada disisinya. "Apalah awak ni....susah sangat nak bersalin. Sudah berjam-jam tapi masih tak keluar- keluar juga budak tu. Dah penat saya menunggu. Ni... mesti ada sesuatu yang tak elok yang awak sudah buat , itulah sebabnya lambat sangat nak keluar budak tu, banyak dosa agaknya." rungut Zamri kepada isterinya, Rohani pula.

Sebak hati Rohani mendengar rungutan suaminya itu, tetapi dia tidak menghiraukannya, sebaliknya, Rohani hanya mendiamkan diri sahaja dan menahan kesakitannya yang hendak melahirkan itu. Rohani tahu sudah hampir 3 jam dia berada dalam bilik bersalin itu tetapi bayinya tidak juga mahu keluar. Itu kehendak Allah Taala, Rohani tidak mampu berbuat apa apa, hanya kepada Allahlah dia berserah.

Sejak Rohani mengandung ada sahaja yang tidak kena dihati Zamri terhadapnya. Zamri seolah olah menaruh perasaan benci terhadap Rohani dan anak yang dikandungnya itu.

Jururawat yang bertugas datang memeriksa kandungan Rohani dan kemudian bergegas memanggil Doktor Syamsul iaitu Doktor Peribadi Rohani. Doktor Syamsul segera datang dan bergegas menyediakan keperluan menyambut kelahiran bayi Rohani itu. Rohani hanya mendiamkan diri menahan kesakitan dan kelihatan air matanya meleleh panas dipipi gebunya itu. Rohani menangis bukan kerana takut atau sakit tetapi kerana terkenang akan rungutan Zamri tadi.

Saat melahirkan pun tiba. Doktor Syamsul menyuruh Rohani meneran ..."Come on Ani. You can do it...one more...one more Ani." Kata kata peransang Doktor Syamsul itulah yang membuatkan Rohani begitu bertenaga dan dengan sekali teran sahaja kepala bayinya itu sudah pun keluar...?Alhamdulillah,? bisik Rohani apabila dia melihat sahaja bayinya yang selamat dilahirkan itu.

Tiba-tiba Rohani terasa sakit sekali lagi dan dia terus meneran untuk kali keduanya, sejurus itu juga keluar seorang lagi bayi, kembar rupanya. "Tahniah Rohani, You got twin, boy and girl, putih macam You juga." Begitulah kata kata pujian dari Doktor Syamsul. "Tahniah Zamri, it's a twin" Doktor Syamsul mengucapkan tahniah kepada Zamri pula. Zamri hanya mendiamkan diri sahaja setelah menyaksikan kelahiran anak pertamanya itu, kembar pula . Doktor Syamsul memang sengaja menyuruh Zamri melihat bagaimana keadaan kelahiran anak anaknya itu.

Rohani sudah mula merancang akan nama untuk anak anaknya itu. Yang lelaki akan diberi nama Mohammad Fikri dan yang perempuan akan diberi nama Farhana. Rohani merasa begitu lega sekali setelah melahirkan kembarnya itu, tetapi sesekali bila dia teringat kata kata Zamri sebelum dia melahirkan hatinya menjadi begitu sebak dan sedih sekali.

Sebenarnya memang terlalu banyak kata-kata Zamri yang membuat Rohani berasa jauh hati sekali. Terutamanya sepanjang dia mengandung. Tetapi Rohani hanya bersabar, kerana dia tahu kalau dia mengadu pada emaknya tentu dia akan dimarahi semula. Jadi dia hanya mendiamkan diri dan memendam rasa sahaja.

Kedua dua anaknya, Mohammad Fikri dan Farhana telah diletakkan dibawah jagaan Nursery di Hospital Universiti Singapura (NUH) untuk memberi peluang Rohani berehat sebentar, kemudian nanti dapatlah dia menyusukan kedua kembar yang comel itu.

Tiba tiba fikiran Rohani menerbang kembali kedetik detik semasa dia mengandung dahulu. Zamri memang selalu memarahinya, ada sahaja perkara yang tidak kena. Macam macam kata kata nista yang dilemparkan kearah Rohani. Ada sahaja tuduhan yang tidak masuk akal, semuanya dihamburkan pada Rohani seolah olah melepaskan geram. Tidak sanggup rasanya Rohani menghadapi itu semua tetapi demi kestabilan kandungannya, Rohani kuatkan juga semangat dan pendiriannya.

Yang paling menyedihkan sekali ialah sewaktu Rohani mula mula disahkan mengandung. Zamri tidak percaya yang Rohani mengandung anaknya, dua kali dia membuat pemeriksaan Antenatal untuk mengesahkan kandungan isterinya itu. Keraguan timbul didalam hati Zamri tentang anak dalam kandungan Rohani itu. Zamri tidak boleh menerima kenyataan yang Rohani akan mengandung sebegitu awal sekali sedangkan mereka berkahwin baru 3 bulan. Kandungan Rohani sudah masuk 2 bulan... bermakna Rohani cuma kosong selama sebulan sahaja selepas mereka berkahwin. Bagi Rohani pula itu perkara biasa sahaja yang mungkin turut dilalui oleh pasangan lain juga.

Setelah membuat pemeriksaan Doktor, Rohani pulang kerumahnya dalam keadaan sedih. Pada mulanya Rohani berasa sangat gembira bila dia disahkan mengandung tetapi sebaliknya bila Zamri tidak mahu menerima anak dalam kandungannya itu, perasaannya terus berubah menjadi duka pula. Zamri menuduh yang Rohani berlaku curang, dan anak dalam kandungannya itu adalah hasil dari kecurangan Rohani sendiri. Hati isteri mana yang tidak remuk. Hati isteri mana yang tidak kecewa apabila dituduh sebegitu rupa oleh suaminya sendiri. Rohani pasrah......

Pernah suatu ketika Rohani bertengkar dengan suaminya. "Kenapa abang berlainan sekarang ni, tak macam dulu, pelembut, suka berjenaka, ini tidak asyik nak cari kesalahan Ani sahaja. Mengapa bang?" Rohani bertanya kepada Zamri .

"Kaulah penyebab segalanya. Tak payahlah nak tunjuk baik." Tempelak Zamri. Entah jantan mana yang kau dah layan kat opis kau tu." sergah Zamri lagi.

"Abang syak Ani buat hubungan dengan lelaki lain ke? Subhanallah??.Kenapa Abang syak yang bukan-bukan ni, Anikan isteri Abang yang sah, tak kanlah Ani nak buat jahat dengan orang lain pulak, Bang"? sangkal Rohani pula. "Allah dah beri kita rezeki awal, tak baik cakap macam tu. Itu semua kehendak Allah." Rohani menghampiri sambil memeluk badan suaminya tetapi Zamri meleraikan pelukannya dengan kasar sekali sehingga tersungkur Rohani dibuatnya. Serentak itu juga Rohani menangis . Zamri langsung tidak mengendahkannya. Deraian airmata Rohani semakin laju. Rohani hanya mampu menangis sahaja. Amat pedih sekali Rohani rasakan untuk menahan semua tohmahan dari Zamri, suaminya yang sah.

"Woi, benda-benda tu boleh terjadilah Ani. Kawan baik dengan bini sendiri, suami sendiri, bapak dengan anak, hah! emak dengan menantu pun boleh terjadi tau, apatah lagi macam kau ni, tau tak. Dulu tu kawan lama kau yang satu opis dengan kau tu, Amran, bukan main baik lagi budak tu dengan kau." Bentak Zamri lagi. Tanpa disangka sangka rupanya Zamri menaruh cemburu terhadap isterinya.

"Entah-entah keturunan kau, darah daging kau pun tak senonoh ....heee teruk. Nasib aku lah dapat bini macam engkau ni." kutuk Zamri lagi pada Rohani. "Bawa mengucap Bang, jangan tuduh Ani yang bukan-bukan. Ani bukan perempuan yang tak tentu arah. Walaupun Ani hanya anak angkat dalam keluarga ni, Ani bukan jenis macam tu, Ani tau akan halal haram, hukum hakam agama.

?Memang Ani tak pernah tau asal usul keluarga kandung Ani, tapi Ani bersyukur dan berterima kasih pada emak angkat Ani kerana menjaga Ani sejak dari kecil lagi. Ani dianggapnya seperti darah daging sendiri.? Rohani mula membangkang kata kata nista suaminya itu. "Abang jangan cuba nak menghina keluarga kandung Ani kerana walaupun mereka tidak membesarkan Ani tetapi disebabkan merekalah, Ani lahir kedunia ini.? Tambah Rohani lagi dengan sebak didada.

Semenjak peristiwa pertengkaran itulah, setiap hari Rohani terpaksa pergi ke tempat kerja Zamri apabila habis waktu bekerjanya. Sementara menunggu Zamri pulang Rohani berehat di Surau tempat Zamri bekerja. Zamri bekerja sebagai seorang salesman handphone di salah sebuah Pusat membeli belah dan kerjanya mengikut shif. Kalau Zamri bekerja shif malam terpaksalah Rohani menunggu Zamri sampai tengah malam. Begitulah keadaannya sehingga apabila perutnya semakin membesar pun Zamri masih memaksanya. Terpaksalah Rohani berbohong kepada emak dan keluarganya yang lain dengan mengatakan yang dia buat kerja overtime semata mata untuk mengelakkan pertengkaran dan tuduhan serta kata nista suaminya itu.

Dengan keadaan perut semakin membesar Rohani masih gagahkan juga dirinya pergi bekerja. Kadangkala apabila Zamri tidak menjemput Rohani ditempat kerja terpaksalah Rohani berasak asak menaiki bas untuk pulang . Begitulah keadaan Rohani sehinggalah hampir pada waktu bersalinnya. Pernah sekali Rohani minta dijemput kerana dia sudah larat benar tetapi sebaliknya Zamri membalasnya dengan kata kata kesat kepadanya, perempuan tak tau berdikarilah, berlagak senang lah, lagak kaya lah, perempuan tak sedar diri lah, tak layak jadi isterilah, menyusahkan dan macam macam lagi kata kata nista dilemparkan kepadanya.

Suatu hari Zamri dalam keadaan marah telah menarik rambut Rohani dan menghantukkan kepala Rohani ke dinding...Rohani hanya mampu menangis dan menanggung kesakitan. Ini semua gara-gara Rohani hendak pergi ke rumah Mak Saudaranya yang ingin mengahwinkan anaknya di Tampines. Emak Rohani sudah seminggu pergi kesana untuk menolong Mak Saudaranya itu. Hari sudah semakin petang jadi Rohani mendesak agar bertolak cepat sikit, lagipun langit sudah menunjukkan tanda tanda hendak hujan. "Hari dah nak hujan, Bang. Elok rasanya kalau kita pergi awal sikit bolehlah tolong apa yang patut.? Pinta Rohani.

Tanpa disangka sangka kata kata Rohani itu membuatkan Zamri marah dan dengan dengan tiba-tiba sahaja Zamri bangun. Dengan muka bengisnya, Zamri memandang Rohani. "Kau tahu aku penatkan, tak boleh tunggu ke, aku punya sukalah nak pergi malam ke, siang ke, tak pergi lansung ke." marah Zamri. Rohani menjawab,"Itu Ani tau, Abang kan dah berehat dari pagi tadi takkan masih penat lagi. Sepantas kilat Zamri datang kepada Rohani dan direntapnya rambut Rohani lalu di hantukkan kepala Rohani kedinding. Rohani tidak berdaya untuk menghalangnya. Ya Allah! Sungguh tergamak Zamri berbuat demikian...terasa kebas kepala Rohani dan dirasakannya mula membengkak. Pening kepala Rohani dibuatnya.

"Ya Allah, berilah aku kekuatan untuk menerima semua ini. Kau lindungilah aku dan kandunganku ini dari segala bahaya dan azab sengsara, Ya Allah.? Doa Rohani dalam hatinya dengan penuh keluhuran. Rohani memencilkan dirinya disudut dinding dan menangis sepuas puasnya.... "Bang, Ani minta maaf jika kata kata Ani tadi membuatkan Abang marah." Rohani memohon maaf kepada suaminya sambil tersedu sedu.

Hari itu seperti biasa Zamri ketempat kerjanya. Tiba tiba handphonenya berbunyi. Kedengaran suara Doktor Syamsul menyuruhnya datang segera ke hospital, kerana ada sesuatu yang berlaku terhadap Rohani.

Setibanya di hospital sahaja,"Zamri, kami sudah cuba untuk menyelamatkan Rohani tapi kuasa Allah melebihi segalanya, Rohani mengalami pendarahan otak yang serius, sebelum ini pernah tak Rohani jatuh atau... kepalanya terhantuk kuat pada sesuatu kerana sebelah kanan kepalanya kelihatan bengkak dan ada tanda lebam. Mungkin kesan dah lama ? Doktor Syamsul bertanya agak serius. Dia inginkan penjelasan sebenar dari Zamri. Zamri hanya mendiamkan diri.

Serentak itu juga Zamri teringat yang dia pernah menarik rambut Rohani dan menghantukkan kepala Rohani kedinding sekuat kuatnya...dan selepas kejadian itu Zakri tidak pernah sekali pun membawa Rohani ke Klinik untuk membuat pemeriksaan kepalanya. Rohani sering mengadu sakit kepala yang teruk ...namun Zamri tidak pernah mengendahkan kesakitan Rohani itu, malah baginya Rohani hanya mengada-ngadakan cerita ......saja buat buat sakit untuk minta simpati...

Sambil menekap mukanya dengan tangan Zamri menyesal...."YA ALLAH apa yang aku dah buat ni."

Doktor Syamsul menjelaskan lagi,"Doktor Zain yang merawat Rohani kerana Rohani mengadu sakit kepala yang amat sangat sewaktu dia memberi susu pada kembarnya di Nursery. Jadi Doktor Zain telah membawa Rohani ke Lab untuk membuat scanning di kepalanya dan confirm otaknya ada darah beku tapi malangnya ia sudah ditahap yang kritikal dan kami tak mampu melakukan apa-apa kerana Rohani tidak mahu di operation sebelum meminta izin dari awak Zamri.?

?Hanya satu permintaan terakhir arwahnya, dia minta awak membaca diarinya ini. I'm really sorry Zakri. Allah lebih menyayanginya.? kata Doktor Syamsul lagi lalu menyerahkan sebuah diari yang berbalut kemas dengan kain lampin bayi yang masih baru kepada Zamri.

BAHAGIAN KEDUA

Zamri mengambil diari tersebut. Satu lembaran kesatu lembaran dibukanya. Setiap lembaran tertulis rapi tulisan tangan Rohani mencoretkan peristiwa yang berlaku padanya setiap hari. Begitu tekun sekali Zamri membacanya dan ternyata banyak sekali keluhan, kesakitan & segala luahan rasa Rohani semuanya tertera didalam diari tersebut. Dan Zamri dapati setiap peristiwa itu semuanya adalah perlakuan buruk Zamri terhadap Rohani...

"Ya Allah, kenapa aku buat isteriku begini." keluh hati kecil Zamri penuh penyesalan selepas membaca setiap lembaran diari itu. Dan apabila tiba ke muka surat terakhir, tiba tiba Zamri terpandang bunga ros merah yang telah kering...membuat Zakri tertarik untuk membacanya...

Untuk suamiku yang tersayang, Zamri.

"SELAMAT HARI ULANG TAHUN PERKAHWINAN KITA YANG PERTAMA PADA HARI INI."Dengan air mata yang mula bergenang Zamri memulakan bacaannya....

Assalamualaikum.

Abang...

Ingat tak bunga Ros merah ni, Abang berikan pada Ani pada pertemuan pertama kita dulu. Sudah lama Ani simpan bunga tu Bang...

Bunga inilah lambang kasih sayang Ani pada Abang selama ini. Ia tidak pernah berubah pun walau telah kering.....Ani teramat menyayangi Abang. Ani sentiasa menyimpan setiap hadiah yang Abang berikan pada Ani. Abang tak pernah tahu kan... Itulah salah satu buktinya betapa sayangnya Ani pada Abang..

Terlebih dahulu Ani teringin sangat nak dengar Abang panggil Ani ?AYANG? seperti kita baru baru kahwin dulu...Abang panggil Ani ?AYANG?...terasa diri Ani dimanja bila Abang panggil macam tu...walaupun Ani cuma dapat merasa panggilan ?AYANG? itu seketika sahaja. Abang sudah banyak berubah sekarang. Perkataan ?AYANG? telah hilang dan tidak kedengaran untuk Ani lagi. Kenapa? Benci sangatkah Abang pada Ani? Ani telah melakukan kesalahan yang menyinggung perasaan Abang ke?

Abang...

Tulisan ini khas Ani tujukan untuk Abang. Bacalah semoga Abang tahu betapa mendalamnya kasihsayang Ani pada Abang. Abang tentu ingatkan hari ini merupakan hari ulangtahun perkahwinan kita yang pertama dan sebagai hadiahnya Ani berikan Abang.......Mohammad Fikri dan Farhana.

Buat diri Ani, Ani tak perlukan apa apa pun dari Abang cukuplah dengan kasih sayang Abang pada Ani. Ani akan pergi mencari ketenangan dan kedamaian untuk diri Ani. Ani pergi untuk menemuiNya. Ani reda Bang....

Harapan Ani, Abang jagalah kedua kembar kita tu dengan baik dan jangan sekali-kali sakiti mereka. Mereka tidak tahu apa-apa. Itulah hadiah paling berharga dari diri Ani dan mereka adalah darah daging Abang. Janganlah seksa mereka. Abang boleh seksa Ani tapi bukan mereka. Sayangilah mereka...

Dan yang terakhir sekali, Ani ingin mengatakan bahawa dalam hidup ini, Ani belum pernah mengadakan apa apa hubungan dengan sesiapa pun melainkan Abang sahaja di hati Ani. Jiwa dan raga Ani hanya untuk Abang seorang.

Ribuan terima kasih Ani ucapkan kerana Abang sudi mengahwini Ani walaupun Ani cuma menumpang kasih didalam sebuah keluarga yang menjaga Ani dari kecil hinggalah Ani bertemu dengan Abang dan berkahwin.

Ani harap Abang tidak akan mensia siakan kembar kita tu dan Ani tidak mahu mereka mengikut jejak kehidupan Ani yang malang ini dan hanya menumpang kasih dari sebuah keluarga yang bukan dari darah daging sendiri...tapi Ani tetap bersyukur kerana dapat mengecapi kasih sayang sepenuhnya dari keluarga angkat Ani. Ani harap sangat Abang akan sentiasa memberitahu pada kembar kita yang Ani ibunya, akan sentiasa bersama disamping mereka berdua, walaupun Ani tidak berkesempatan membelai mereka dan cuma seketika sahaja dapat mengenyangkan mereka dengan air susu Ani.

Berjanjilah pada Ani, Bang! dan ingatlah Fikri dan Farhana adalah darah daging abang sendiri...

Ampunkan Ani dan halalkan segala makan minum Ani selama setahun kita hidup bersama.

Sekiranya Abang masih tidak sudi untuk menerima kehadiran Fikri dan Farhana dalam hidup Abang, berilah mereka pada emak Ani supaya emak dapat menjaga kembar kita itu. Tentang segala perbelanjaannya, janganlah Abang risau kerana Ani sudah pun masukkan nama emak dalam CPF Ani. Biarlah emak yang menjaga kembar kita itu, sekurang-kurang terubat juga rindu emak sekeluarga pada Ani nanti bila memandang kembar kita. Comel anak kita kan Bang!Mohammad Fikri mengikut raut muka Abang...sejuk kata orang dan Ani yakin mesti Farhana akan mengikut iras raut wajah Ani...Ibunya...sejuk perut Ani mengandungkan mereka.

Inilah satu satunya harta peninggalan yang tidak ternilai dari Ani untuk Abang. Semoga Abang masih sudi menyayangi dan mengingati Ani walaupun Ani sudah tiada lagi disisi Abang dan kembar kita.

Salam sayang terakhir dari Ani Untuk Abang dan semua.

Doakanlah Kesejahteraan Ani.

Ikhlas dari isterimu yang malang,

Rohani

Sehabis membaca diari tersebut, Zamri meraung menangis sekuat kuat hatinya. Dia menyesal.......menyesal.......

"Sabarlah Zamri, Allah maha berkuasa. Kuatkan semangat kau, kau masih ada Fikri dan Farhana." pujuk Zul, kawan baiknya. Zamri hanya tunduk membisu.

Ya Allah...

Ani, maafkan Abang. Tubuh Zamri menjadi longlai dan diari ditangannya terlepas, tiba tiba sekeping gambar dihari pernikahan antara Zamri dan Rohani terjatuh dikakinya lalu segera Zamri mengambilnya.

Belakang gambar itu tertulis "SAAT PALING BAHAGIA DALAM HIDUPKU DAN KELUARGA. SEMOGA KEGEMBIRAAN DAN KEBAHAGIAAN INI AKAN SENTIASA MENYELUBUNGIKU HINGGA KEAKHIR HAYATKU.?

Zamri terjelepuk dilantai dengan berjuta penyesalan merangkumi seluruh tubuhnya. Dia seolah olah menjadi seperti orang yang hilang akal. Satu demi satu setiap perlakuan buruknya terhadap Rohani seperti terakam dalam kepala otaknya...setiap perbuatannya...seperti wayang jelas terpampang...kenapalah sampai begini jadinya...kejamnya aku...Ani, maafkan Abang?.maafkan Abang?. Abang menyesal??.

Sewaktu jenazah Rohani tiba dirumah suasananya amat memilukan sekali. Zamri sudah tidak berdaya lagi untuk melihat keluarga isterinya yang begitu sedih sekali diatas pemergian anak mereka. Walaubagaimanapun emak Ani kelihatan begitu tabah dan redha. Kedua dua kembar Zamri sentiasa berada didalam pangkuan nenek mereka.

Untuk kali terakhirnya, Zamri melihat muka Rohani yang kelihatan begitu tenang, bersih dan Zamri terus mengucup dahi Rohani. "Rohani, Abang minta ampun dan maaf." bisik Zamri perlahan pada telinga Rohani sambil menangis dengan berjuta penyesalan menimpa nimpa dirinya. Apabila Zamri meletakkan kembar disisi ibunya mereka diam dari tangisan dan tangan dari bedungan terkeluar seolah-olah mengusapi pipi ibu mereka buat kali terakhir dan terlihat oleh Zamri ada titisan airmata bergenang di tepi mata Rohani. Airmata itu meleleh perlahan-lahan bila kembar itu diangkat oleh Zamri.

Kembarnya menangis semula setelah diangkat oleh Zamri dan diberikan kepada neneknya. Jenazah Rohani dibawa ke pusara. Ramai saudara mara Rohani dan Zamri mengiringi jenazah, termasuklah kedua kembar mereka. Mungkin kedua kembar itu tidak tahu apa-apa tetapi biarlah mereka mengiringi pemergian Ani, Ibu mereka yang melahirkan mereka. Amat sedih sekali ketika itu. Zamri tidak mampu berkata apa-apa melainkan menangisi pemergian Rohani yang selama ini hidup merana atas perbuatannya.

Dan akhirnya Jenazah Rohani pun selamat dikebumikan. Satu persatu saudara mara meninggalkan kawasan pusara, tinggallah Zamri keseorangan di pusara Rohani yang masih merah tanahnya...meratapi pilu pemergian isterinya itu, berderai airmata Zamri dengan berjuta juta penyesalan ...

Sambil menadah tangannya, Zamri memohon pengampunan dari yang Maha Esa...

Ya Allah?.

Kuatkan semangat hambamu ini . Hanya Kau sahaja yang mengetahui segala dosa aku pada Rohani....ampunkan aku Ya Allah....

Dalam tangisan penyesalan itu, akhirnya Zamri terlelap disisi pusara Rohani. Sempat juga dia bermimpi, Rohani datang menghampirinya, mencium tangan, mengucup dahi dan memeluk tubuhnya dengan lembut mulus.

Zamri melihat Rohani tenang dan jelas kegembiraan terpancar dimuka Rohani yang putih bersih itu. Ani..., Ani..., Ani..., nak kemana Aniiiiiii. Zamri terjaga dari lenanya. Terngiang-ngiang suara kembarnya menangis. Emak dan keluarga mertuanya itu datang mendekati Zamri. Mereka semua menyabarkannya.....

Semoga Allah mencucuri rahmat keatas Rohani......

PUISI KASIH UNTUK SEORANG YANG ISTIMEWA.....


KASIH....

Kau adalah sumber inspirasiku
kehadiranmu dalam hidupku
membawa sinar bahagia
Kau sungguh istimewa bagiku


KASIH....
Mencintai dirimu
memberiku harapan
Setiap kali aku kecewa
kau datang mengubati kekecewaanku
lalu aku bangkit semula

KASIH....

Tidak pernah kulupa
kau selalu menggembirakanku
Setiap kali aku bersedih
bila mengenangkanmu
hatiku bertukar menjadi gembira

KASIH....

Setiap kali aku kesunyian
kau selalu disampingku
Setiap kali kau tersenyum
membuat jantungku berdenyut denyut

KASIH....

Kutujukan puisi kasih ini istimewa untukmu
sebagai tanda betapa bermaknanya kau bagi diriku

KASIH....

Aku amat mencintaimu
SIKAP MANUSIA JAHIL.


Manusia hari ini suka bersangka-sangka
Ada sangkaan baik...Ada sangkaan buruk...

Orang yang suka beribadah disangka riak
Orang yang relax disangka malas
Orang yang pakai baju baru disangka menunjuk
Orang yang pakai baju buruk disangka zuhud (hina)

Orang yang makan banyak disangka pelahap
Orang yang makan sikit disangka diet
Orang yang baik disangka buruk
Orang yang buruk disangka baik

Orang yang suka senyum disangka mengejek
Orang yang masam disangka merajuk
Orang yang bermuzakarah disangka mengumpat
Orang yang diam disangka menyendiri

Orang yang nampak menawan disangka pakai susuk
Orang yang nampak ceria disangka membela

Mana kita tahu ...
Yang diam itu kerana berzikir kepada Allah

Mana kita tahu ...
Yang senyum itu kerana tujuan bersedekah

Mana kita tahu ...
Yang diam itu kerana mengenangkan nasib masa depan dirinya

Mana kita tahu ...
Yang menawan itu kerana bersih hati dan mindanya

Mana kita tahu ...
Yang ceria itu kerana cergas cerdas otaknya

Isnin, 5 Oktober 2009

ABC'S TO FRIENDSHIPS/ DONT LOOK FOR FAULTS

THE ABC'S OF FRIENDSHIP

Always be honest
Be there when they need you
Cheer them on
Don't look for their faults
Every chance you get, call
Forgive them
Get together often
Have faith in them
Include them
Just listen
Know their dreams
Love them unconditionally
Make them feel special
Never forget them
Offer to help
Praise them honestly
Quietly disagree
Rescue them often
Say you're sorry
Talk frequently
Use good judgment
Vote for them
Wish them well
X-ray yourself first
Your word counts
Zip your mouth when told a secret

Jumaat, 2 Oktober 2009

Life is Wonderful


Ketika sebuah musibah menimpa dalam hidup kita, mungkin kitapun sering bertanya “ Dimanakah letak sifat rahman dan rahimnya Tuhan sehingga Tuhan “tega” menghancurkan dan memusnahkan semua yang telah kita bangun dan kita usahakan selama ini?. Dan benarkah Tuhan sudah tidak kasih dan sayang lagi pada kita sehinggaTuhan “murka” yang dikarenakan suatu kesalahan yang telah diperbuat oleh manusia?…

Memang inilah hikmah terbesar dari setiap musibah” bisa jadi koreksi dan intropeksi pada diri manusia bahwa ada kekuatan Tuhan yang ada di luar jangkauan kemampuan manusia”.

CINTA


mawarAKU bicara perihal Cinta????…

Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia

kan menyalibmu.

Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.

Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.

Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.

Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.

Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.

Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.

Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.

Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;

Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;

Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu.

PERSAHABATAN


Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

WAKTU


Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.